6 Kondisi Kesehatan yang Sebaiknya Tidak Mengonsumsi Sayuran
KILASBERITA.ID - Sayuran merupakan salah satu kunci makanan yang harus dikonsumsi agar tubuh tetap sehat.
Menurut Kementerian Kesehatan, bahan pangan dari tumbuhan ini menjadi sumber penting dari banyak nutrisi, termasuk potasium, asam folat, serat, vitamin A, E, dan C.
Melansir kompas.com, Sayuran juga mengandung sedikit kalori, sehingga merupakan pilihan sehat bagi orang yang ingin mengontrol berat badan maupun menjaga kesehatan dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, tak heran jika seruan untuk makan sayur amat sering terdengar. Namun ternyata, tak semua orang bisa mengonsumsi sembarang sayuran. Pasalnya, terdapat beberapa alasan kesehatan untuk tidak mengonsumsi sayuran.
Penulis dan pakar diet dari Rumah Sakit Weill Cornell Medical Center NewYork-Presbyterian, Alissa Rumsey, menjelaskan beberapa kondisi kesehatan yang sebaiknya tidak mengonsumsi sayuran.
Berikut beberapa alasan kesehatan tersebut:
1. Atlet
Setiap atlet dengan latihan intens dalam waktu yang lama seperti pelari membutuhkan makanan yang mudah dicerna.
Sebab apabila makanan tidak benar-benar dicerna, akan menyebabkan perut tidak nyaman dan diare.
Untuk itu, Rumsey menyarankan agar menghindari konsumsi serat tinggi seperti brokoli beberapa jam sebelum latihan atau berolahraga.
Sebagai gantinya, Rumsey merekomendasikan karbohidrat yang mudah dicerna, seperti roti dengan selai kacang, pisang, atau sereal dengan susu.
2. Sebelum dan sesudah operasi sistem pencernaan
Baca Juga: Evakuasi Tiang Listrik yang Roboh di Depok Akibat Angin Kencang
Setelah operasi gastrointestinal atau saluran pencernaan, seperti reseksi usus, sebagian besar pasien tidak boleh mengonsumsi sayuran selama dua sampai enam minggu.
Pasalnya, tak makan sayur akan membantu mengurangi serat yang melalui usus.
Setelah kurun waktu dua sampai enam minggu, barulah pasien boleh makan sayur secara bertahap.
3. Perut kembung
Saat perut kembung, akan lebih baik apabila Anda tidak mengonsumsi sayuran yang menghasilkan gas seperti brokoli, kubis brussel, kol, dan asparagus.
Rumsey menjelaskan, konsumsi sayuran pemicu gas justru akan menambah jumlah gas di dalam perut.
Hal tersebut membuat perut semakin kembung dan biasanya berakhir dengan banyak kentut untuk mengeluarkan gas.
4. Sindrom iritasi usus besar
Orang dengan sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) juga sebaiknya menghindari memakan sayuran.
IBS perlu menjalani diet rendah serat, sedangkan sayuran kaya akan serat. Dua hal bertolak belakang ini menjadi alasan mengapa orang dengan IBS tak bisa makan sayur.
IBS sendiri merupakan gangguan usus yang menyebabkan nyeri perut, gas, diare, dan sembelit.
5. Gagal ginjal
Tak mengonsumsi sayur juga perlu dilakukan oleh orang dengan penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal.
Lebih tepatnya, larangan konsumsi sayur ini berlaku bagi sayuran tinggi potasium dan fosfor. Hal ini lantaran ginjal tidak mampu membersihkan unsur-unsur tersebut dari aliran darah.
Adapun daftar sayuran yang umumnya tak boleh dikonsumsi penderita gagal ginjal termasuk ubi jalar, kentang, asparagus, jamur, dan kubis brussel.
6. Heartburn
Jika menderita heartburn atau sensasi perih dan panas seperti terbakar di dada, sebaiknya hindari konsumsi sayuran asam seperti tomat.
Heartburn merupakan salah satu gejala dari naiknya asam lambung. Saat asam lambung bertemu dengan sayuran asam, maka gejala ini akan semakin memburuk.***
(MG/jefri junius berkat halawa)