Analisis Kinerja dengan Pendekatan Balanced ScoreCard oleh Budiman Slamet dan Agung Fajar Ilmiyono
KILASBERITA.ID - Budiman Slamet dan Agung Fajar Ilmiyono, merupakan dua orang dosen Program Studi (Prodi) Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), di Universitas Pakuan (Unpak).
Dua dosen Unpak tersebut, menuliskan hasil analisisnya tentang kinerja menggunakan metode Pendekatan Balanced ScoredCard.
Melalui keterangan tertulisnya, Budiman dan Agung menjelaskan, bahwa kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu.
Menurutnya, hal tersebut untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang digenggam erat oleh suatu organisasi atau perusahaan, serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional.
Hasil analisis tersebut disebutkan, selama ini, pengukuran kinerja hanya dilakukan secara tradisional, dimana pengukuran kinerja hanya berfokus pada sisi keuangan atau sisi finansial.
Sehingga perusahaan yang memiliki pencapaian keuangan paling tinggi, atau terbilang tinggi dibanding perusahaan lain, dianggap sebagai perusahaan yang berhasil atau perusahaan yang lebih baik.
Padahal, pada kenyataannya pengukuran kinerja tidak bisa hanya menitikberatkan pada satu sisi saja (dalam hal ini sisi keuangan), namun juga perlu mempertimbangkan sisi lainnya juga (sisi non keuangan).
Dengan hal tersebut, maka terciptalah suatu metode pendekatan pengukuran kinerja perusahaan dengan mempertimbangkan empat aspek atau empat perspektif yang saat ini dikenal dengan metode balanced scorecard.
Pada keterangan analisis itu, disebutkan metode tersebut yang pertama kali dikembangkan oleh Kaplan dan Norton pada tahun 1996.
Balanced scorecard merupakan metode pengukuran kinerja yang tidak hanya mencerminkan pada kinerja keuangan saja, tetapi juga kinerja non keuangan.
Konsep Balanced Scorecard dimulai dan diperkenalkan pada awal tahun 1990 di USA oleh David P. Norton dan Robert S. Kaplan melalui sebuah riset mengenai “Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Masa Depan”.
Dalam istilah balanced scorecard ada 2 kata yang memiliki makna kata yaitu balanced (berimbang) yang mewakili penilaian kinerja dengan metode ini diukur secara berimbang dari dua sisi dan scorecard (kartu skor) yang mencatat skor kinerja baik kondisi saat ini maupun perencanaan masa mendatang.
Rumah Sakit X ini merupakan rumah sakit milik pemerintah daerah yang berada di Kota B. Diketahui penilaian kinerja Rumah Sakit X pada dasarnya diukur berdasarkan indikator kinerja utama (IKU) di lingkungan instansi pemerintah, yang umumnya standar keberhasilan kinerja atau tolak ukur yang digunakan sedikit berbeda dengan rumah sakit lainnya.
Metode balanced scorecard adalah metode yang dapat membantu penilaian kinerja yang lebih cepat, tepat, dan juga ringkas atau tidak terlalu kompleks.
Selain itu, metode balanced scorecard juga menilai tidak hanya berfokus pada satu aspek namun empat aspek sekaligus.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian studi kasus.
Data yang dikumpulkan akan dilakukan pengelompokkan, diolah, kemudian dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan data akan dihitung, dan terakhir dilakukan analisis terhadap data yang sudah ada.
Hasil analisis data yang dihasilkan yaitu pada metode balanced scorecard, hasil perspektif keuangan dikategorikan “baik”, perspektif pelanggan dikategorikan “sangat baik”, perspektif proses bisnis internal dikategorikan “cukup baik”, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dikategorikan “baik”; sedangkan hasil dari penilaian kinerja dengan indikator kinerja utama, kinerja RS X dengan metode tersebut dikategorikan “sangat baik”.
Terlihat ada beberapa indikator yang sama namun standar target tercapai atau standar ideal yang digunakan dapat berbeda hal ini pula yang menyebabkan perbedaan pada hasilnya.
Selain itu, fokus kedua metode pun berbeda, metode indikator kinerja utama berfokus pada pelayanan terhadap pelanggannya, sedangkan balanced scorecard fokus terhadap penilaian kinerja dari kedua sisi secara imbang dengan keempat perspektifnya. Tidak ada metode yang benar ataupun salah diantara keduanya karena masingmasing memiliki kekurangan dan kelebihannya.***