Gawat! 384 Warga Cianjur Keracunan, 1 Orang Meninggal Dunia
CIANJUR - Dalam kurun waktu 10 bulan terakhir terjadi 7 keracunan massal di Kabupaten Cianjur. Satu orang meninggal dunia dan ratusan orang mendapat penanganan medis.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal mengatakan, pihaknya menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) saat terjadi keracunan massal.
Berdasarkan data, kasus pertama terjadi di Kecamatan Cibeber pada 22 Januari 2024. Dalam peristiwa ini sedikitnya 58 orang menjadi korban. Kasus kedua terjadi pada 12 April 2024 di Kecamatan Cibeber dengan jumlah korban mencapai 53 orang.
"Hanya berselang 9 hari, keracunan massal kembali terjadi. Lokasinya di Kecamatan Cijati dengan 65 orang menjadi korban dan 1 orang meninggal dunia," Kepala Dinkes Kabupaten Cianjur menjelaskan pada wartawan.
Selanjutnya, kata dia melanjutkan, keracunan massal terjadi pada Mei 2024 di Kecamatan Gekbrong. Sekitar 29 orang menjadi korban dan 4 diantaranya dirujuk ke rumah sakit.
Sementara itu, dalam kurun waktu dua pekan terakhir terjadi tiga kasus keracunan massal, mulai dari keracunan massal di Kecamatan Sukaluyu dengan 78 korban, Cidaun dengan 14 korban, dan Ciranjang dengan 77 korban.
"Selama Januari hingga Oktober 2024 ini ada 7 kejadian keracunan massal. Total korban mencapai 384 orang, dimana salah satunya meninggal dunia," tandasnya.
Keracunan massal rata-rata terjadi setelah korban mengkonsumsi nasi kotak yang dibagikan dalam kegiatan maulid nabi dan tahlilan yang digelar keluarga atau saudara dari warga yang meninggal dunia.
"Rata-rata di momen yang banyak massanya," kata dia.
Penyebab keracunan masih dari makanan, mulai dari cara pengolahan, kebersihan, atau higen dan sanitasi lingkungan yang kurang bersih.
"Juga distribusi makanan yang terlalu lama, kan tidak boleh lebih dari empat jam harusnya setelah dimasak," kata dia
Yusman mengungkapkan bahwa pihaknya sudah membuat surat edaran terkait kewaspadaan dini terhadap keracunan makanan.
"Kemudian juga pada hari kemarin kita sudah membuat surat edaran lagi lebih detail tentang integrasi pelayanan," tukasnya. SANUSI