Gema Sasmita: “Olahraga Masyarakat adalah Kunci Peningkatan Produktivitas Nasional dan Kontributor Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi 8%

Gema Sasmita: “Olahraga Masyarakat adalah Kunci Peningkatan Produktivitas Nasional dan Kontributor Bagi Target Pertumbuhan Ekonomi 8%

Smallest Font
Largest Font

Jakarta, 1 Desember 2024 —Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) 2024 pada 30 November - 1 Desember 2024. Pada hari kedua, Minggu (1/12/2024), Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie resmi mengukuhkan pengurus Kadin periode 2024-2029.

Anindya menegaskan pengukuhan pengurus ini dilakukan lebih awal agar pengurus segera menjalankan tugas-tugasnya. Kepada para pengurus, dia meminta jajarannya untuk menjalankan tugas dengan jujur dan sesuai pakta integritas. "Kami memohon segala macam kinerja yang dilakukan dilakukan dengan cara jujur dan sesuai dengan pakta integritas. Apakah Bapak dan Ibu siap untuk melaksanakannya?" ungkap Anindya dalam acara Rapimnas 2024, di Hotel Mulia Jakarta, Minggu (1/12/2024).

Dalam wawancara eksklusif usai Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) KADIN 2024, Gema Sasmita, Wakil Ketua Komisi Tetap Bidang Pemuda dan Olahraga pada Bidang Perencanaan dan Pembagunan Nasional, berbicara tentang peran penting olahraga masyarakat dalam mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045. Menurutnya, sektor olahraga bukan hanya soal prestasi atlet, tetapi juga merupakan pilar utama dalam menciptakan masyarakat yang sehat, bugar, dan produktif.

“Ya kita ketahui bersama Indonesia Emas tinggal 7.355 hari lagi dari sekarang, ini adalah PR bersama bagaimana dalam kurun waktu tersebut kita mempersiapkan mid ke long term startegy sehingga Indonesia Emas 2045 bisa benar-benar terwujud dengan SDM yang sehat, bugar, unggul dan produktif. Isu Olahraga itu penting, olahraga bukan hanya tentang kompetisi, tapi lebih dari itu. Ini adalah tentang menciptakan ekosistem yang mendukung kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Kalau kita bicara tentang produktivitas nasional, kita tidak bisa lepas dari bagaimana kondisi fisik dan mental masyarakat kita. Dan itu dimulai dari beraktifitas fisik melalui olahraga masyarakat, salah satunya” ujar Gema.

Olahraga Masyarakat: Pilar Peningkatan Produktivitas

Gema menjelaskan bahwa salah satu tantangan terbesar Indonesia adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam olahraga yang masih rendah. “Hanya sekitar 30% masyarakat Indonesia yang rutin berolahraga. Jika kita bisa meningkatkan angka itu hingga 50% pada 2029, dampaknya terhadap produktivitas akan sangat besar. Orang yang aktif berolahraga, cenderung lebih produktif, lebih kreatif, dan lebih tahan terhadap stres. Semua ini mendukung daya saing bangsa,” lanjutnya.

Gema juga menekankan bahwa olahraga masyarakat tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga berkontribusi langsung pada pertumbuhan ekonomi. “Bayangkan, jika lebih banyak orang yang sehat dan bugar, biaya kesehatan seperti klaim BPJS yang capai 158 Triliun bisa lebih ditekan. Ini berarti anggaran yang bisa dialokasikan untuk sektor lain, seperti pendidikan, makan bergizi dan infrastruktur, akan lebih besar,” tambahnya.

Menurut Gema, sektor olahraga Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi langsung pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 8% dalam lima tahun ke depan. Berdasarkan proyeksi dari McKinsey & Company dan PwC, pasar olahraga Indonesia diperkirakan akan tumbuh 7-8% per tahun, mencapai nilai pasar sebesar USD 4,5 miliar pada 2029. Jika partisipasi masyarakat dalam olahraga dapat meningkat dari 30% menjadi 50%, kontribusinya terhadap PDB Indonesia dapat mencapai sekitar 0,5-1% per tahun, yang setara dengan tambahan Rp 80-100 triliun pada tahun 2029. Sektor e-sports juga diperkirakan akan tumbuh pesat, dengan pasar yang diprediksi mencapai USD 1,5 miliar pada 2028. "Olahraga adalah sektor yang sangat strategis, bukan hanya untuk kesehatan dan kebugaran masyarakat, tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing nasional. Sektor ini, dengan kolaborasi yang tepat antara pemerintah, KADIN, dan sektor swasta, dapat menjadi pilar utama dalam mendukung target ekonomi Indonesia yang ambisius,” ujar Gema Sasmita.

Sinergi KADIN dan Bappenas: Mendorong Implementasi Regulasi Olahraga

Menurut Gema, kolaborasi kedepan yang akan di lakukan antara KADIN dan Bappenas akan sangat baik bagi optimalisasi RPJMN serta sangat penting dalam mengimplementasikan regulasi yang sudah ada, seperti UU No. 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan dan Perpres No. 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). “Ya, KADIN Bidang Perencanaan Nasional (Bippenas) berencana untuk membuat kantor bersama untuk memonitor, evaluasi dan mengawal RPJMN 2024-2029, KADIN dengan jaringan bisnisnya sangat bisa mendorong sektor swasta untuk berinvestasi lebih banyak dalam program-program preventif seperti kegiatan olahraga masyarakat, sementara BAPPENAS bertugas memastikan bahwa kebijakan-kebijakan yang ada bisa diimplementasikan dengan tepat hingga di tingkat daerah,” ungkap gema yang juga Dewan Pakar GSN (Gerakan Solidaritas Nasional) bidang kesehatan, kebugaran dan olahraga.

Salah satu inisiatif yang dia soroti adalah perubahan nomenklatur dari “Olahraga Rekreasi” menjadi “Olahraga Masyarakat” dalam sistem perencanaan dan penganggaran daerah. “Perubahan ini akan memudahkan pemerintah daerah dalam merancang program olahraga yang lebih terstruktur dan terfokus, dengan anggaran yang lebih jelas untuk mendukung kegiatan olahraga masyarakat,” jelas Gema.

Teknologi dan Pemuda: Kunci Masa Depan Industri Olahraga

Tidak hanya soal pembinaan di level masyarakat, Gema juga menyoroti potensi besar yang dimiliki oleh industri olahraga di Indonesia, khususnya dengan adanya perkembangan teknologi. Di tengah era digital dan kecerdasan buatan (AI), Gema percaya bahwa pemuda Indonesia bisa menjadi agen perubahan dalam industri olahraga.

“Pemuda kita sangat terbiasa dengan teknologi, dan mereka harus diberdayakan untuk ikut serta dalam pengembangan industri olahraga. Teknologi bisa menjadi "game-changer" dalam hal analisis performa atlet, manajemen event olahraga, seperti di KORMI sudah mulai ada Fornas Information System (FIS) yang dapat mengatur registrasi, pengaturan wasit, juri, dan pengelolaan even festival olahraga hingga ketahuan jumlah pasti peserta nya berapa dan detailnya, juga produk-produk olahraga inovatif lainya. Ini adalah peluang besar yang harus kita manfaatkan, terutama untuk menciptakan industri olahraga yang lebih modern da berbasis teknolnogi,” katanya dengan optimis.

Gema juga menekankan bahwa sekekor olahraga di Indonesia tidak hanya berfokus pada prestasi atlet dan pegiat olahraga, tetapi juga pada pengembangan industri yang mencakup berbagai aspek, seperti e-sports, perangkat olahraga pintar, dan aplikasi olahraga yang berbasis teknologi. “E-sports misalnya, sudah menjadi industri yang sangat besar di tingkat global. Indonesia, dengan jumlah gamer terbesar di Asia Tenggara, Pada tahun 2023, jumlah gamer aktif di Indonesia diperkirakan mencapai 35 juta orang. Sementara itu, jumlah gamer di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dan mencapai 192,1 juta orang pada tahun 2025 memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pemain utama dalam industri ini. KADIN dan sektor swasta dapat memainkan peran penting untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan e-sports di Indonesia,” tegasnya.

Mewujudkan Indonesia Emas 2045 Melalui Olahraga dan Kesehatan

Di akhir wawancara, Gema menegaskan bahwa untuk mencapai Indonesia Emas 2045, peran sektor olahraga sangatlah krusial. “Olahraga masyarakat adalah bagian dari transformasi sosial yang harus kita lakukan. Ini adalah fondasi untuk menciptakan generasi yang sehat, bugar, cerdas, dan kompetitif. Di saat yang sama, sektor olahraga juga akan menjadi pendorong ekonomi yang signifikan, khususnya di bidang kebugaran, teknologi, dan industri olahraga,” ujar Gema yang juga pengurus KORMI Nasional ( Komite Olahraga Masyarakat Indonesia)

Dalam penutup Gema menujukan keyakinanya bahwa dengan kerjasama stake holder yang erat antara pemerintah, KADIN, sektor swasta dan lembaga keolahragaan Nasional seperti KORMI, Indonesia dapat kongkrit dalam memanfaatkan potensi besar ini untuk menciptakan ekosistem olahraga yang inklusif dan berkelanjutan. “Olahraga itu bukan hanya tentang fisik, tetapi juga tentang meningkatkan mentalitas dan kualitas hidup. Jika kita bisa memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, kita tidak hanya menciptakan bangsa yang sehat, tapi juga bangsa yang lebih produktif dan lebih siap menghadapi tantangan global,” tutupnya. RED

Editors Team
Daisy Floren

Berita Terkait