Hidup Yang Tidak Direfleksikan Tidak Pantas Untuk Dihidupi Menuju 2025
KILASCERPEN- Manusia pada dasarnya hidup dalam tiga masa. Masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.Ketiganya sulit dipilih pisahkan dari hidup manusia, karena merupakan fundamental manusia dalam menapak waktu.
Masa lalu adalah masa yang sudah dilalui manusia. Massa sekarang adalah masa yang sedang dilalui dan akan menjadi masa lalu. Sedangkan masa depan adalah masa yang akan dilalui setelah masa sekarang.
Waktu adalah agen perubahan manusia, filsuf Aristoteles pernah membuat tulisan tentang waktu. Menurutnya waktu adalah ukuran perubahan dan gerakan nyata bagi manusia. Manusa bergerak nyata dan berubah seturut geraknya waktu.
Refleksi Manusia Tentang Waktu
Secara Etimologi kata "refleksi" berasal dari bahasa Latin "reflexio" yang berarti "pembalikan" atau "perenungan". Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "reflection" dan kemudian ke bahasa Indonesia sebagai "reflekksi" yang artinya melihat atau merenungkan kembali.
Lalu pertanyaannya, apa yang kita refleksikan? Yang kita dapat refleksikan adalah masa lalu, pengalaman kita kemarin dan perjalanan hidup kita yang telah menjadi masa lalu di kehidupan sekarang. Maka kata Latin "tole lage" yang artinya angkat dan baca menjadi PR manusia di masa sekarang untuk angkat dan baca kembali pengalaman di masa lalu untuk hidup di masa depan.
Perihal manusia dan refleksi, filsuf besar Yunani, tidak lain yakni plato memberikan pernyataan yang ekstrim untuk sebuah refleksi hidup manusia. Menurutnya "hidup yang tidak direfleksikan tidak pantas untuk dihidupi". Artinya tanpa refleksi adalah hampa hidup terasa. Hal ini diperkuat oleh Konfusius seorang filsuf Tiongkok kuno, mengartikan waktu perlu diliahat karena waktu adalah kesempatan untuk belajar dan berkembang.
Saya akan coba membawa kita merefleksikan hidup kita di masa lalu, tidak lain di tahun 2024. Anda dan saya patut merefleksikan karena mungkin anda dan saya masih diberikan waktu untuk menyabut masa depan yakni tahun 2025.
Mengapa kita perlu merefleksikan? Coba kita banyangkan! Menurut Data Kematian WHO pada umumnya untuk dunia. Dalam satu detik ada 2 orang yange meninggal. Artinya dalam satu menit, 120 orang yang meninggal, dalam satu jam sudah ada 7.200 orang yang meninggal maka dalam satu hari ada 172.800 orang yang meninggal. Otomatis dalam satu tahun ada 62.208.000 orang yang meninggal. Data ini adalah data statistik WHO tentang kematian manusia dengan metode Death surveillance system. Artinya anda yang membaca tulisan ini adalah kemungkinan, kita golongan orang yang tidak dalam kategori waktu meninggal seperti di atas. Kita patut bersukur karena kita masi diberikan peroleh predikat hidup sampai sekarang.
Refleksi Sifat manusia di tahun 2024.
Tahun 2024 kini telah senja, hampir padam cahayanya. Detik-detik terakir manusia menyiapkan diri berpamitan dengan masa tahun 2024. Persiapan manusia bervariasi sesuai seleranya masing-masing. Ada yang denga berpesta dansa, pesta kembang api dan masih banyak lainnya.
Lalu pertanyaannya, apakah sebatas itu pamitan yang paling pantas di penghujung tahun 2024?
Tentunya tidak! Yang pantas adalah melihat kembali pengalaman manusia bersama manusia lainnya pada tahun 2024.
Apakah kehidupan kita penuh dengan sukacita, atau di dominasi dukacita bersama manusia lain?.
Apakah tahun 2024, kita adalah manusia yang memanusiakan manusia lain, ataukah sebaliknya?.
Apakah kita adalah agen perdamaian untuk sesama manusia, ataukah kita adalah agen perpecahan dan peperangan?.
Apakah anda dan saya di tahun 2024 menjadikan moment berbagi kebahagiaan dan kebaikan? ataukah lebih banyak menjadi belati yang menikam untuk sesama?
Hala semacam inilah yang patut direfleksikan. Tidak sekedar mengadakan pesta kembang api dan pesta lainnya untuk menyambut tahun baru.
Jika di tahun 2024 kita lebih membawa penderitaan bagi sesama, keluarga, sahabat kenalan dan orang disekitar kita, maka jadikan momen penghujung tahun 2024 sebagai wahana kelahiran kembali.
Jika di tahun 2024 ada yang membenci bapaknya, jadikan momen pergantian tahun untuk menggendong bapaknya.
Jika ada yang membenci Ibunya jadikanlah moment ini untuk merahimi ibunya.
Jika ada yang membenci saudaranya, maka rangkul kembali mereka.
Jika ada yang menyakiti temannya, maka peluk mereka.
Jika ada yang membenci tetangganya jadikan momen pergantian tahun untuk bersilaturahmi.
Di akir tulisan ini saya saya menitip pesan jadikan diri kita seperti air tanah walaupun tidak kelihatan tetapi memberi hidup bagi tumbuhan di atasnya.
Selamat menyambut Tahun baru dan melepas genggaman tahun lama.
Penulis: Randy Tukan ( Tuakepa).