HPS 2024, Zulhas Sebut Kasus Kelaparan Capai 733 Juta Orang
KOTA BANDUNG- Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) 2024 menjadi momentum dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi pangan lokal dan pangan yang bergizi seimbang dan aman sehingga target swasembada pangan pada 2028 dapat terwujud.
Pasalnya ketahanan pangan ini menjadi perhatian pemerintah Indonesia maupun dunia, sebab pada tahun 2019-2023 kasus kelaparan mencapai 733 juta jiwa.
Dalam kegiatan Hari Pangan Sedunia 2024 Tingkat Provinsi Jabar mengusung tema “Pangan Lokal, Solusi Pangan Masa Depan untuk Kemandirian Pangan Jawa Barat” dilangsungkan di Sport Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Sabtu (16/11/2024).
Acara tersebut menghadirkan Pameran Pangan Lokal dari 27 kabupaten/kota, Gerakan Pangan Murah (GPM), Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA), Botram B2SA, dan Gerakan Minum Susu dan Makan Telur.
Kegiatan lainnya, yakni Pojok Jajanan Pangan Lokal, Demo Masak Gastronomi dan Icip-icip, _talkshow_ Inovasi Pangan Lokal, Gerakan Stop Boros Pangan, pelayanan konsultasi Nomor Induk Berusaha (NIB), konsultasi gizi dan kesehatan, Samsat Keliling, dan SIM Keliling.
Penjabat Gubernur Jabar Bey Machmudin berharap kolaborasi dan sinergi dari semua pihak, salah satunya melalui Pameran Pangan Lokal dari 27 kabupaten/kota dalam momentum HPS 2024 dapat mengubah pola pikir dan kebiasaan masyarakat untuk mengonsumsi pangan lokal, sehingga target swasembada pangan pemerintah pusat pada 2028 dapat terealisasi.
"Saya berharap melalui kerja keras dan kolaborasi semua pihak, Jawa Barat dapat menjadi teladan dalam mewujudkan sistem pangan yang tangguh, inovatif, dan berkelanjutan," ujarnya.
"Semoga momentum Hari Pangan Sedunia 2024 menjadi langkah nyata kita untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Jawa Barat dan Indonesia," imbuh Bey Machmudin.
Selain itu, Bey memaparkan bahwa untuk menghadirkan ketahanan pangan yang tangguh, tidak melulu terkait soal kebutuhan pupuk, benih, dan irigasi, melainkan juga penting pengelolaan lahan agar diberikan pengairan yang cukup menuju sawah yang telah disiapkan untuk mencapai target swasembada pangan 2028.
"Jadi masalah pangan itu bukan hanya soal pupuk, irigasi atau benih, tapi ada hal lain yang terkait. Tadi disampaikan Pak Menteri Koordinator Pangan, irigasi tidak hanya sekadar pompanisasi, tapi bagaimana dari sumber air menuju sawah," papar Bey.
Saat ini skor Pola Pangan Harapan (PPH) Jawa Barat mencapai 93,8 poin, mendekati skor nasional. Namun capaian ini masih memerlukan peningkatan terutama melalui konsumsi sayur dan buah.
*Kerja kolektif*
Sementara itu Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan, pemerintah pusat telah menargetkan swasembada pangan pada 2028.
Salah satu hal yang dapat mewujudkan hal itu adalah kerja kolektif semua pihak dari pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi, pemerintah pusat, kementerian dan lembaga serta sektor swasta.
"Oleh karena itu program pemerintah harus swasembada pangan 2028 dan itu kata kuncinya adalah kerja sama, ada bupati, gubernur, juga kementerian terkait," kata Zulkifli.
Ia menegaskan bahwa pemerintah pusat sedang berupaya menekan angka kelaparan bagi anak-anak di Indonesia. Hal itu untuk mewujudkan Indonesia swasembada pangan pada 2028.
"Memang dunia berusaha agar tidak ada anak-anak yang kelaparan, tapi kenyataannya dari 2019 hingga 2023 meningkat. Pada 2019 itu 7,9 persen yang kelaparan, sekarang 9 persen, ada sekitar 733 juta orang yang kekurangan," ungkapnya.
Karena itu, Zulkifli menyebut, kehadiran Kementerian Koordinator Bidang Pangan untuk mengoordinasikan terkait program swasembada pangan 2028.
"Insyaallah, kalau kita bareng-bareng, bekerja sama dan sekarang Pak Prabowo membentuk Kementerian Koordinator Bidang Pangan untuk mengoordinasikan. Saya meyakini, kalau kita kerja sama pada 2028 bisa swasembada pangan," pungkas Zulkifli. FR/***