Keutamaan Memafkan Kesalahan Orang Lain
KILASBERITA.ID - Memaafkan, bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan oleh karenanya menjadi sebuah keutamaan bagi seseorang yang dapat menjadikan amalan ini sebagai sesuatu yang biasa silakukan.
Ada sebuah Kisah sahabat yang dijamin masuk surga karena kebiasaannya memaafkan kesalahan orang lain setiap malam.
Diriwayatkan dalam beberapa sumber hadits. Salah satu riwayat terkenal berasal dari Abdullah bin Amr bin Ash.
Dalam riwayat Imam Ahmad, diceritakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW duduk bersama para sahabat dan bersabda:
"Akan datang kepada kalian seorang laki-laki dari penghuni surga."
Maka muncullah seorang laki-laki dari kaum Anshar, yang janggutnya masih basah karena air wudhu, dan ia memegang sandal di tangan kirinya.
Pada hari berikutnya, Nabi Muhammad SAW mengulangi perkataannya, dan laki-laki yang sama kembali muncul. Hal ini terjadi selama tiga hari berturut-turut.
Karena penasaran dengan amalan laki-laki tersebut, Abdullah bin Amr bin Ash memutuskan untuk menginap di rumah laki-laki itu dengan alasan bahwa dia memiliki beberapa urusan yang perlu diselesaikan dan ingin menginap di rumahnya. Setelah tinggal selama tiga hari, Abdullah tidak melihat adanya amalan yang sangat istimewa. Ia menjadi sangat penasaran dengan amalan apa sebenarnya yang dapat menghantarkan sahabat anshor ini sehingga disebutkan oleh Rosulullah SAW sebagai salah seorang ahli surga.
Akhirnya, Abdullah bin Amr bin Ash berkata kepada laki-laki tersebut:
"Wahai hamba Allah, aku mendengar Rasulullah berkata tiga kali bahwa engkau adalah penghuni surga. Namun aku tidak melihatmu melakukan amalan yang luar biasa. Apakah sebenarnya yang engkau lakukan?"
Laki-laki Anshar itu menjawab:
"Tidak ada yang istimewa dari amalanku selain apa yang telah engkau lihat, kecuali bahwa aku tidak pernah menyimpan rasa iri atau dengki terhadap seorang pun dari kaum muslimin, dan aku tidak pernah hasad atas kebaikan yang diberikan Allah kepada siapa pun."
Abdullah bin Amr kemudian berkata:
"Itulah (amalan) yang membuatmu sampai ke derajat tersebut, dan itulah yang tidak bisa kami lakukan."
Hadits ini memberikan pelajaran yang dapat kita implementasikan dalam kehidupan sehari-hari tentang pentingnya memaafkan dan membersihkan hati dari perasaan negatif terhadap sesama, sehingga memaafkan ini menjadi amalan sangat mulia di sisi Allah SWT. Bahkan dapat menghantarkan kita menjadi penghuni surga.
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad Ahmad, dengan sanad yang dianggap hasan oleh beberapa ulama dan diriwayatkan dalam Al-Adab Al-Mufrad karya Imam Bukhari.
(Jatmika Fajar Sasmita)