Mengerikan! Dilintasi Jalur Sesar Aktif, Gempa Megathrust Ancam Kabupaten Bogor
BOGOR - Kabupaten Bogor terancam gempa berskala besar atau gempa megathrust, menyusul wilayah ini berada di antara sesar-sesar aktif.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Ade Hasrat mengatakan, Kabupaten Bogor memiliki potensi bencana alam dampak dari sesar Baribis. Sesar ini merupakan sebuah patahan bumi terpanjang di pulau Jawa.
Membentang dari mulai Tangerang Selatan masuk ke Jakarta Selatan. Dari Jaksel masuk ke wilayah Depok bergeser ke arah Bekasi, ke Cileungsi lalu Citeureup kemudian Karawang dan berakhir di Majalengka.
Sesar ini aktif yang bergerak di 5 mm setiap tahun dan pada tahun 1943 pernah terjadi gempa diatas 7.0 SR dan menyebabkan korban dan segala infrastruktur rusak.
“Bukan untuk menakut-nakuti, sesar Baribis megathrust itu merupakan potensi bencana, dan sampai hari ini tidak ada satu alat pun bisa mendeteksi kapan gempa bumi itu terjadi. Tidak ada satu ahli pun yang bisa meramalkan gempa bumi itu terjadi," ujarnya pada kegiatan Tangguh Festival tahun 2024.
"Tetapi ancaman ini merupakan sebuah ancaman yang nyata, oleh karena itu kami dari BPBD dari pemerintah Kabupaten Bogor bekerja sama dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana atau FRB menggugah kesadaran kita bahwa sungguh kita harus bergerak mempersiapkan diri apabila terjadi bencana," Ade Hasrat menegaskan.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Aspem Kesra) Kabupaten Bogor Zainal Ashari melanjutkan, ancaman terhadap megathrus di Kabupaten Bogor lebih kepada guncangan gempa yang kuat dan bisa menimbulkan kerusakan struktur rumah dan bagunan sebagaimana potensi gempa lainnya yang cukup tinggi.
Selain megathrust Kabupaten Bogor juga terancam oleh sesar aktif, yakni sesar Cimandiri, sesar Lembang dan yang paling panjang adalah sesar Baribis.
Sesar ini membentang dari Tangerang melewati Depok dan Kabupaten Bogor hingga ke Majalengka. Jika caesar Baribia terjadi gempa besar akan berdampak di wilayah Kabupaten Bogor.
“Dengan memahami potensi risiko dan mengintegrasikan upaya mitigasi yang komprehensif, kita dapat mengurangi dampak bencana yang mungkin terjadi, melindungi populasi dan menjaga keberlanjutan pembangunan di tengah tantangan geologis yang dihadapi, sehingga dampak negatif dari bencana alam dapat diminimalisir,” katanya. MAULAYA