Penerbangan Dibatalkan, Peserta Workshop Dinsos Kabupaten Bogor 'Dipaksa' Naik Bus dari Bali
BOGOR - Dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) memaksa pembatalan penerbangan domestik dan internasional di Bandara I Ngurah Rai, Bali.
Penumpang terpaksa menunda penerbangan atau mencari alternatif transportasi lain.
Seperti halnya rombongan peserta Workshop Manajemen Psikososial Bagi Korban Bencana yang diadakan Dinas Sosial Kabupaten Bogor di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada 11-13 November 2024.
Kabarnya, mereka kembali ke Kabupaten Bogor menggunakan jalur darat dengan naik angkutan umum, yaitu bus.
"Iya betul, pulang ke Bogor naik bus karena penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Ditutup imbas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki," ujar peserta workshop dari unsur TKSK yang identitasnya minta disembunyikan saat dihubungi kilasberita, Kamis (14/11/2024).
Dia dan rombongan bertolak dari Bali menggunakan bus sekira sore Waktu Indonesia Tengah (WITA). Peserta tidak mempermasalahkan meski waktu tempuh dari Bali ke Bogor lebih lama yaitu 26 jam lebih.
"Dari pada naik pesawat belum jelas kapan dibuka kembali jadwal penerbangannya," ujar dia.
Sebagaimana diketahui Dinsos Kabupaten mengadakan Workshop Manajemen Psikososial Bagi Korban Bencana di Kabupaten Badung, Provinsi Bali, pada 11-13 November 2024.
Dinsos Kabupaten Bogor memboyong mitra kerja mereka yaitu Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) seperti Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Lembaga Kesejahteraan Sosial (LK3), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).
Jumlah mitra kerja yang diajak ke Bali sebanyak 133 orang dengan biaya dari APBD-P Kabupaten Bogor tahun anggaran 2024 yang nilainya hampir Rp 1 miliar.
Keberangkatan ke Bali dikabarkan menggunakan jasa agen perjalanan swasta. Padahal Kabupaten Bogor punya BUMD yang bergerak dan biasa melayani perjalanan wisata maupun lainnya.
Sedangkan untuk tempat menginap, peserta workhsop bermalam di hotel mewah.
Aktivis 98, Ali Taufan Vinaya mempertanyakan urgensi workshop sampai harus diaksanakan di Pulau Dewata.
Padahal seperti di ketahui, saat ini Kabupaten Bogor dikepung bencana. Kemudian juga, sangat tidak pantas "jalan-jalan" ke Bali yang dikemas dengan workshop ketika banyak masyarakat Bumi Tegar Beriman hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan mungkin sampai ada yang tidak makan.
"Pergi ke Bali, seberapa penting sih. Sangat aneh jika kegiatan workshop penanganan masalah sosial dan bencana diakukan ke Bali, sebab Bali itu bukan wilayah dengan permasalahan sosial tinggi atau rawan bencana," ujar aktivis bersapa karib ATV.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Bogor, Farid Ma'ruf saat dikonfirmasi wartawan belum memberikan jawaban. MAULAYA