Pj Bupati Bogor Gagap Ditanya Soal Anggaran Stunting, Pasutri Wajib Baca !
BOGOR- Pejabat Bupati Bogor, Bachril Bakri gagap dicecar anggaran penangan stunting di Kabupaten Bogor, Sebab anggaran itu di semua sektor Instansi turut di anggarkan, jangan sampai publik berasumsi anggaran itu dileselewengkan, karena tidak tepat sasaran.
Tingginya Kasus Stunting di Kabupaten Bogor tidak sebanding dengan anggaran negara yang sudah dikocorkan, satu contoh presentase yang diambil dari Dana Desa mencapai 4- 10 persen, belum lagi dari Pemda Bogor sendiri, seperti halnya Pemerintah Kota Bogor yang hanya memilki 6 Kecamatan menganggarkan untuk penanganan stunting mencapai 200 Milyar rupiah. Lantas berapa Anggaran penanganan stunting di Kabupaten Bogor ?.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Kementrian Kesehatan RI tahun 2023, angka stunting di Kabupaten Bogor mencapai 27,6% atau terbesar kedua di Provinsi Jawa Barat.
Pj Bupati Kabupaten Bogor, Bachril Bakri seakan tidak tau angka pasti penangananstunting itu. Ia menjawab diplomatis bahwa, anggaran stunting besar.
Kata Bachril, anggaran penanganan stunting bisa melalui Dana Desa (APBN) selain itu juga ada dari APBD Kabupaten Bogor melalui dinas atau SKPD.
"Jadi soal anggaran stunting itu intinya lumayan besar ya."kata Bahril Bakri, sesuai acara Kunjunga kerja di Kantor Kecamatan Megamendung, pasa Selasa(29/10/24).
Lantas apa itu Stunting, penyebab dan resikonya serta penangananya ?
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Stunting kondisi ketika tinggi badan anak lebih pendek dari rata-rata anak seusianya, akibat kekurangan gizi yang berlangsung dalam waktu lama. Stunting dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia 2 tahun.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan stunting, diantaranya kurangnya asupan gizi pada ibu selama hamil, Pola asuh yang salah, Sanitasi lingkungan yang buruk dan Keterbatasan akses fasilitas kesehatan.
Stunting juga dapat berdampak pada kecerdasan anak dan risiko penyakit degeneratif di kemudian hari, seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung koroner.
Salah satu dokter owner Rumah Sakit (RS) di Sumatera yang enggan disebutkan namanya, sebut saja Dokter Bangsa (bukan nama asli hanya nama samarannya) mengatakan kasus stunting terjadi dari awal pembuahan pada janin seorang ibu, hal tersebut terjadi diakibatkan karena tidak perpenuhi asupan gizinya. Kasus stunting pun kebanyakan meninpa pada penduduk yang kurang mampu.
" Pada hakekatnya kondisi kekeurangan gizi pada seorang ibu pada saat dimulai pemebuahan atau ovum (sel telur sistem reproduksi) pada janin wanita, karena kurangnya asupan makanan bergizi maka terjadi stunting pada anak dan kebanyakan diderita keluarga miskin ", katanya, saat di konfirmasi Kilas Berita, pada Rabu (30/10/24).
Ia menjelaskan, hal itu juga disebabkan pada kondisi makanan di Indonesia, nampak makan itu bergizi kenyataanya tidak. Maka dari itu penanagan stunting dimulai pada saat Pembuahan sang Ibu bukan pada anaknya.
" Sekarang ini orang makan di Indonesia itu kelihatnya bergizi tapi tidak ada gizi, jadi makanannya mewah mewah tetapi tidak ada gizinya, karena menggandung essen essen atau perasa buatan saja, nah itu kendalanya. Jadi kalau mau menuntaskan stunting itu dari Ibunya saat pembuahan bukan pada anaknya", pungkasnya. FR