Prevalensi Stunting Tinggi, Ini Upaya Dinkes Kabupaten Bogor

Prevalensi Stunting Tinggi, Ini Upaya Dinkes Kabupaten Bogor

Smallest Font
Largest Font

BOGOR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor terus ikhtiar menurunkan prevalensi stunting yang saat ini mencapai 27,6 persen. 

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, Agus Fauzi mengungkap, intervensi terhadap stunting terus dilakukan agar angkanya bisa turun. 

"Intervensi dilakukan dengan perbaikan gizi pada balita hingga membuat MoU dengan Kementerian Agama dalam pencegahan pernikahan dini," ujarnya. 

Agus Fauzi menargetkan angka kasus stunting bisa turun 20 persen. "Harapan Jawa Barat kan 14 persen penurunannya tapi kita tergetkan 20 persen penurunannya," ucapnya. 

Prevalensi stunting di Kabupaten Bogor sangat tinggi, mencapai 27,6 persen. Menduduki urutan dua di Provinsi Jawa Barat, di bawah Kabupaten Bandung. 

Salah satu penyebab kasus stunting di Kabupaten Bogor adalah pernikahan dini. Sehingga Pemkab Bogor menekankan agar Kantor Urusan Agana (KUA) tidak mengobral penerbitan akta nikah. 

Penjabat Bupati Bachril Bakri tak menampik. Prevalensi stunting di Kabupaten Bogor sangat tinggi lantaran masih terjadi pernikahan dini atau pernikahan di bawah umur. 

"Tinggi sekali, bahkan baru berusia 23 tahun saja sudah memilik anak 3 dan rata-rata nikah di bawah umur 16 tahun," katanya. 

Bachril Bakri pun meminta kepada KUA di tiap wilayah untuk menahan terjadinya pernikahan dini dengan menahan dan tidak memberikan izin pengajuan permohonan menikah. 

Bachril Bakri melanjutkan, upaya penurunan angka stunting di Kabupaten Bogor terus dilakukan. Seperti yang saat ini sedang dilakukan yakni pemberian vitamin gizi tinggi dan pemberian makanan tambahan secara serentak dilakukan di seluruh Kecamatan. 

Juga intens melakukan pengawasan terhadap perkembangan kehamilan di posyandu dan puskesmas, termasuk pemberian tablet tambah darah bagi anak-anak dan remaja. FIRMANSYAH

Editors Team
Daisy Floren

Populer Lainnya