Tes Psikologi: Temukan Sisi Gelap Kepribadian Anda dengan Memilih Kartu

 
KILASBERITA.ID - Artikel kali ini kami akan menyajikan informasi tentang tes psikologi dengan menggunakan gambar yang dapat mengungkap kepribadian anda.

Tes psikologi gambar mengungkap kepribadian dalam diri anda yang berada jauh didalam alam bawah sadar anda.

Pada tes psikologi kali ini, lihat gambar yang tertera dan gulir kebawah untuk melihat hasilnya.

Menurut psikologi, mereka juga dapat mengungkapkan informasi penting tentang kehidupan Anda, keinginan Anda, dan kepribadian Anda.

Sebagaimana diberitakan kilasberita.id dari laman namastest, Kita semua takut menghadapi sisi gelap kita, jadi kali ini kami akan membantu Anda dengan tes yang sangat sederhana untuk memahami sisi gelap Anda dan orang-orang di sekitar Anda.

Jika Anda telah memilih nomor kartu. 1

Jika Anda telah memilih kartu ini, berarti kegelapan yang Anda alami dalam hidup Anda adalah karena Anda menyalahkan orang lain atas hidup Anda, atas apa yang terjadi pada Anda, atas apa yang terjadi pada Anda. Namun Anda masih memiliki beberapa pencerahan seperti fakta bahwa Anda tidak menyalahkan orang tua Anda atas apa yang terjadi pada Anda. Berhentilah menjadikan diri Anda korban, seperti yang biasa Anda lakukan karena kelembaman.

Jika Anda telah memilih nomor kartu. 2

Anda telah sangat mengintelektualisasikan proses internal Anda, kegelapan Anda. Secara mental kamu paham betul segala sesuatu yang terjadi pada dirimu, siapa yang kamu salahkan, apa yang harus disembuhkan, apa yang tidak boleh dilakukan, apa yang harus dilakukan. Namun masalahnya adalah kamu selalu berusaha memahaminya dengan kepalamu, jadi kamu harus menurunkannya ke dalam hatimu dan kegelapan itu akan hilang dari hidupmu.

 Berhentilah mencari penjelasan tentang apa yang ingin kamu sembuhkan, biarkan hatimu merasakan, dan terangi hidupmu.

Jika Anda telah memilih nomor kartu. 3

Keyakinan bahwa ada emosi “baik” dan “buruk” adalah kegelapan yang sulit Anda lihat. Menolak rasa iri, kebencian, kemarahan, kebencian, keserakahan, dan berpikir bahwa hal-hal tersebut hanya milik orang lain dan bahwa orang-orang yang “tercerahkan” atau orang-orang pada tingkat kesadaran lain tidak merasakan atau memilikinya. Seringkali kita memproyeksikan apa yang menjadi milik saya kepada orang lain.***