Symposium Koperasi Indonesia 2024 Ingatkan Pemerintah Serius Tata Ulang Regulasi Koperasi Sesuai Kebutuhan 

Symposium Koperasi Indonesia 2024 Ingatkan Pemerintah Serius Tata Ulang Regulasi Koperasi Sesuai Kebutuhan 

Smallest Font
Largest Font

kilasberita.id, JAKARTA- Forum Komunikasi Koperasi Besar (Forkom KBI) menggelar pertemuan para pegiat koperasi skala nasional " Symposium Koperasi" yang berlangsung di Lumire Hotel, Kawasan Senen Raya Jakarta Pusat , Selasa,(17 Desember 2024).

Acara yang direncanakan berlangsung setiap tahun ini dihadiri lebih dari 100 orang peserta, yaitu para pegiat koperasi yang berasal dari berbagai provinsi di Tanah Air. Symposium mempertemukan pemikiran, ide dan saran dari pegiat perkoperasian ini merupakan momen strategis untuk mencari titik temu terhadap kondisi perkoperasian yang citranya belum beranjak dari ekonomi marginal. 

Symposium ini mengingatkan perlunya komitmen pemerintahan baru untuk menata regulasi koperasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat koperasi, adil dan memihak dalam upaya mewujudkan peran sebagai soko guru ekonomi rakyat. 

Tiga isu strategis menjadi pokok kajian dalam symposium ini dan diharapkan menjadi rekomendasi untuk pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka yang akan diserahkan langsung kepada Menteri koperasi Budi Arie Setiadi. 

Tiga isu strategis untuk memajukan koperasi di Indonesia itu adalah pertama, pemerintah perlu mewujudkan regulasi dan kebijakan yang adil dan proporsional untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 

Kedua, diperlukannya penguatan kemitraan strategis antara koperasi dengan berbagai entitas. Ketiga, mendesaknya peningkatan kapasitas koperasi baik pemberdayaan organisasi, modal dan digitalisasi platform dalam mengelola kerja sama usaha. 

Symposium Koperasi Indonesia I melibatkan komponen Forum Komunikasi Koperasi Besar Indonesia (Forkom KBI), Forum Koperasi Indonesia (Forkopi), Asosiasi Praktisi Perkoperasian Indonesia (APPI), Angkatan Muda Koperasi Indonesia (AMKI) Universitas Koperasi Indonesia (Ikopin), Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), pemerhati koperasi/Kelompencapir dan para pegiat koperasi yang memiliki concern terhadap perkoperasian. 

Ketua Forkom KBI yang juga penggagas Symposium Koperasi Indonesia I Irsyad Muchtar mengatakan sebagai salah satu pilar ekonomi, koperasi di Indonesia memiliki peran strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, sejak awal eksistensinya, pengembangan koperasi sering kali menghadapi tantangan sulit seperti kurangnya akses terhadap pasar, modal, dan teknologi. 

“Upaya perbaikan berkelanjutan bukannya tidak pernah dilakukan oleh para pegiat, pengamat dan kalangan akademisi perkoperasian. Namun yang sering muncul diskursus tak berkesudahan, silang pandang dan pendapat antar berbagai kalangan baik antar sesama pelaku koperasi, stakeholder dan pemerintah,” ujar Irsyad Mucktar. 

Menurut dia, pembahasan mengenai regulasi yang berkepanjangan adalah indikator bahwa diperlukan kebersamaan visi antar kooperator. 

Oleh karena itu, inisiasi untuk melakukan kolaborasi antar koperasi maupun dengan entitas lain seperti swasta, pemerintah, atau organisasi internasional menjadi langkah penting untuk meningkatkan daya saing dan keberlanjutan koperasi.

"Yang tidak kalah penting, pemerintah perlu mendorong dan menciptakan model kerja sama koperasi dengan entitas lain melalui skema public-private partnership,” ujar Irsyad. 

Symposium Koperasi Indonesia 1 digelar sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing koperasi di pasar lokal, nasional, dan internasional, membangun sinergi antara koperasi dengan entitas lain untuk menciptakan ekosistem usaha yang saling menguntungkan, serta mendorong inovasi dalam model bisnis koperasi melalui kerja sama usaha.(Nur).

Editors Team
Daisy Floren

Populer Lainnya