Tren Tagar "Kabur Aja Dulu", Bentuk Frustasi dari Harapan Tak Pasti
KILASBERITA.ID- Tagar #KaburAjaDulu menjadi viral dalam beberapa waktu yang lalu. Dilansir dari tirto.id (12/02/2025) tren ini mencapai puncak viralnya mencapai lebih dari 4 ribu memtion di platform X (twitter) pada 6 Februari 2025.
Lalu, apakah penyebab dari trendingnya tagar ini?
Mencuatnya tagar #KaburAjaDulu bukan sekedar tren, melainkan ekspresi keresahan masyarakat terutama generasi muda dengan keadaan yang ada. Ditengah himpitan ekonomi, kesulitan mencari pekerjaan, hingga kebijakan pemerintah yang kontroversial. Akhirnya keputusan untuk meninggalkan Indonesia untuk mencari kehidupan yang lebih baik menjadi sebuah pilihan.
Hariyadi, yang merupakan Dosen Sosiologi Universitas Soedirman, memandang fenomena ini sebagai bentuk protes dari masyarakat. Ini adalah bukti ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi di Indonesia, dan kebijakan pemerintah yang kontroversial adalah pemicu utamanya. (suara.com 12/02/2025)
Sementara itu Ismail Fahmi yang merupakan founder Drone Emprit, dalam akun X nya @ismailfahmi mengatakan bahwa munculmya tagar ini merupakan ungkapan frustasi netizen atas situasi di Indonesia. Termasuk ketidakpuasan ekonomi, kualitas hidup yang menurun, ketidakadilan sosial, kebijakan pemerintah yang tidak memadai, dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Sebenarnya fenomena semacam ini bukanlah hal baru, melainkan sudah terjadi sejak lama. Terlebih lagi sejak disahkannya Undang-undang Cipta Kerja yang pada awalnya diharapkan membuka banyak lapangan pekerjaan, pada kenyataannya semakin mempersulit masyarakat untuk mendapat pekerjaan. Ditambah dengan gelombang PHK yang semakin marak, upah yang rendah, dan sistem kontrak kerja yang menjadi tidak menentu. Belum lagi dalam aspek yang lain, seperti kesejahteraan guru dan dosen sebagai bagian penting dalam proses pendidikan, bahkan sulitnya akses pendidikan semakin menambah kekecewaan masyarakat.
Data Kementrian Hukum dan HAM mencatat sebanyak 3.912 WNI pindah kewarganegaraan ke Singapura sepanjang tahun 2020-2022 atau sekitar 1.000 orang per tahunnya. WNI yang berpindah tersebut merupakan usia produktif 25-35 tahun. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada masa depan negara.
Fenomena semancam ini disebut sebagai Brain Drain, dimana orang-orang berpendidikan atau profesional meinggalkan suatu negara untuk mencari upah dan kehidupan yang lebih baik. Biasanya fenomena ini terjadi di negara berkembang (termasuk Indonesia) sehingga negara-negara tersebut kehilangan SDM profesional yang memadai. Hal ini semakin memperlebar kesenjangan antara negara maju dan berkembang, menciptakan ketidakadilan dalam akses terhadap sumber daya dan kesempatan.
Kondisi semacam ini menggambarkan kegagalan kebijakan politik ekonomi dalam negeri dalam memberikan kehidupan sejahtera. Sistem Kapitalisme yang meniscayakan uang hanya berputar pada mereka yang memiliki modal adalah akar masalah kondisi ini. Pada akhirnya kesenjangan ekonomi tidak saja terjadi di dalam negeri, namun juga di tingkat dunia, antara negara berkembang dan negara maju.
Islam yang merupakan rahmatan lil 'aalamiin memiliki sistem ideal dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dari mulai menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bukan hanya siap membangun negara, tetapi juga beriman dan bertaqwa. Ini di wujudkan dalam kurikulum pendidikan yang bukan hanya mengarahkan pendidikan sebagai alat untuk mencari pekerjaan, tetapi juga menjaga fitrah keimanan setiap individu.
Selain itu negara juga berkewajiban untuk memenuhi setiap kebutuhan asasi masyarakatnya, termasuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi laki-laki baligh dalam seluruh sektor, baik pertanian, perdagangan, industri dan lain sebagainya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengelola Sumber Daya Alam (SDA) dengan ditunjang oleh SDM yang profesional. Dan ini bisa dilakukan hanya dengan menjadikan Islam sebagai sebuah sistem negara, bukan sekedar agama ritual semata.
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
"Dan tidaklah Kami mengutusmu melainkan untuk (menjadi) Rahmat bagi semesta alam"
(QS. Al-Anbiya:107)
Wallahu a'lam Bishowab.
Penulis : Firdayanti Solihat (@kristal_bening.id)

